Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Kalimat Majemuk, Jenis, Ciri-ciri, dan Contohnya

Daftar Isi [Tampil]

Pengertian Kalimat Majemuk, Jenis, Ciri-ciri, dan Contohnya - Dalam bahasa Indonesia, terdapat dua jenis kalimat, yakni kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Dari kedua jenis kalimat ini, kalimat majemuk yang memiliki beberapa turunan yang berbeda-beda fungsi dan susunannya.

Kalimat majemuk

Dengan menggunakan kalimat tipe majemuk, si penulis dapat menyampaikan beberapa hal dalam satu kalimat saja.

Lalu, apakah ada aturan khusus atau tata cara merangkainya?

Pengertian Kalimat Majemuk

Istilah kalimat ini tidak terdaftar dalam kata dasar pada KBBI. Jika ingin mengartikan “kalimat majemuk”, maka carilah makna dari masing masing kata.

Kalimat didefinisikan sebagai kesatuan perkataan yang menggambarkan sebuah konsep berpikir. Sedangkan majemuk merujuk pada sesuatu yang memiliki beberapa bagian namun merupakan satu kesatuan.

Kesimpulannya, kalimat ini merupakan dua kalimat tunggal atau lebih yang tergabung dalam satu kalimat ringkas.

Untuk menghubungkan beberapa kalimat tunggal tersebut, si penulis harus menggunakan kata sambung atau kata penghubung. Kalimat majemuk umumnya terdiri dari dua bagian: induk kalimat dan anak kalimat. Induk kalimat mengandung arti utama dan anak kalimat menjadi pelengkapnya.

Ciri - Ciri Kalimat Majemuk

Seperti kalimat kalimat lain yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia, kalimat ini memiliki ciri ciri tertentu.

Karakteristik ini nantinya akan membantu si penulis untuk menyusun kalimat-kalimat majemuknya. Beberapa ciri yang dimaksud antara lain:

1. Perluasan Kalimat Inti

Kalimat tunggal memiliki keterbatasan dalam hal pengembangan arti. Kalimat jenis ini biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu keadaan yang spesifik.

Dengan menggunakan kalimat majemuk, si penulis dapat memperluas makna dari kalimat inti. Singkatnya, akan ada banyak pesan yang tersampaikan dalam satu kalimat majemuk.

2. Pola Kalimat Baru

Karena kalimat ini merupakan gabungan dari beberapa kalimat tunggal, maka pola yang dihasilkan pun akan berbeda.

Sebagai contoh, kata sambung yang biasanya hanya digunakan sebagai penghubung objek beralihfungsi sebagai penghubung kalimat.

Selain itu, jenis kalimat majemuk tertentu memangkas subjek dan predikat untuk menghindari pengulangan kata yang tidak diperlukan.

3. Multi Subjek Atau Predikat

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kalimat ini merupakan gabungan dari beberapa kalimat tunggal. Maka, tak heran jika terdapat subjek atau predikat ganda dalam satu kalimat. Masing masing jenis kalimat ini memiliki aturan khusus untuk pengulangan subjek, predikat atau objek.

Jenis Jenis Kalimat Majemuk

Kalimat-majemuk sendiri dibagi menjadi beberapa jenis.

Diantaranya, majemuk Setara, Kalimat majemuk Rapatan, Kalimat majemuk Bertingkat dan kalimat majemuk Campuran.

Untuk mengetahui tiap-tiapnya. mari perhatikan beberapa penjelasan dan contoh dibawah ini:

1. Kalimat Majemuk Setara

Jenis kalimat ini tersusun dari kalimat tunggal yang memiliki kedudukan setara. Apabila dipisahkan ke dalam beberapa bagian, kalimat potongannya tetap memiliki arti.

Biasanya, kata hubung yang sering digunakan adalah “dan”, “sedangkan”, “ketika”, “lalu”, “setelah”, dll.

Kalimat majemuk setara memiliki beberapa tipe, yaitu:

Kalimat Majemuk Setara Sejalan

Tipe kalimat ini terbentuk dari dua kalimat sederhana yang memiliki arti yang sejalan atau serupa.

Contoh: Kakak sedang menyanyi ketika adik bermain biola.

Kalimat Majemuk Setara Berlawanan

Berbeda dengan kalimat setara sejalan, dua kalimat yang digabungkan memiliki makna yang saling bertentangan.

Contoh: Bawang merah adalah gadis yang jahat sedangkan bawang putih adalah anak yang baik.

Kalimat Majemuk Setara Sebab Akibat

Nama kalimat ini sebenarnya telah memberikan cukup gambaran mengenai tipe majemuk yang diharapkan.

Intinya, kedua kalimat memiliki hubungan sebab akibat yang jelas.

Contoh: Tanah landai di daerah pegunungan longsor akibat hujan deras yang tak berhenti mengguyur beberapa hari belakangan ini.

2. Kalimat Majemuk Rapatan

Jenis turunan kalimat majemuk yang satu ini menggabungkan beberapa kalimat tunggal sederhana menjadi satu. Pada kalimat majemuk rapatan, satu satunya hal yang digabungkan adalah kata yang sama atau sering diulang.

Umumnya, kata sambung yang digunakan adalah tanda koma, “dan”, “serta”, dll.

Pembentukan majemuk rapatan dimulai dengan daftar kalimat tunggal dengan subjek dan atau predikat yang sama. Contoh:

  • Dias membeli meja.
  • Dias membeli kursi.
  • Dias membeli lemari baju.

Dengan mengambil subjek dan predikat yang sama lalu menggabungkan objek yang berbeda, maka akan didapatkan majemuk rapatan sebagai berikut:

Dias membeli meja, kursi, serta lemari baju.

3. Kalimat Majemuk Bertingkat

Ada banyak sekali varian dari kalimat majemuk bertingkat. Kalimat ini dapat dikenali dari susunan kalimat yang tidak setara.

Dengan kata lain, satu kalimat berfingsi sebagai kalimat induk, sedangkan kalimat lainnya hanya sebagai anak kalimat, yang tidak bisa terlepas dari induk kalimatnya.

Mengapa? Karena anak kalimat tidak memiliki arti tanpa induknya.

Beberapa jenis majemuk bertingkat antara lain:

Hubungan waktu

Pada kalimat ini, kata sambung yang umum digunakan adalah saat itu, setelah, waktu itu, dll.

Contoh:

  • Anisa sedang membaca buku ketika Robin datang.
  • Kartika akan mengantarkan makan malam setelah matahari terbenam.

Hubungan Syarat

Untuk membuat kalimat  majemu’ hubungan syarat, kata hubung yang dipakai adalah seandainya, asalkan, jika, dst.

Contoh:

  • Elisa akan datang ke pesta ulang tahun Fiona asalkan Jono tidak mengajak Rini.
  • Ibu guru tidak akan menghukum Toni jika ia mengakui kesalahannya.

Hubungan Tujuan

Kata sambung yang tepat untuk kalimat majemuk bertingkat hubungan tujuan adalah “agar”, “supaya”, dll.

Contoh:

  • Evan rajin berlatih menulis agar memenangkan lomba cerpen di sekolah.
  • Tinuk memberikan hadiah kepada Gideon supaya ia tidak sedih.

Hubungan Sebab Akibat

Jika penulis ingin menyusun kalimat hubungan sebab akibat, disarankan untuk menggunakan kata sambung “karena”, “sehingga”, dll.

Contoh:

  • Kucing peliharaanku sehat karena selalu mendapatkan vitamin tambahan.
  • Pasien cacar harus dirawat di ruang terpisah sehingga tidak menyebarkan virus kepada orang lain.

4. Kalimat Majemuk Campuran

Singkatnya, kalimat ini merupakan gabungan dari majemuk setara, rapatan dan bertingkat. Hal ini tidak berarti bahwa ketiga jenis kalimatmajemuk tersebut harus ada dalam setiap kalimatnya.

Gabungan dua kalimat majemuk sudah cukup mewakili. Untuk menghubungkan kalimat ini, ada banyak kata sambung yang digunakan.

Contoh:

  • Pandu sudah menyelesaikan semua pekerjaan rumahnya, padahal Sarah dan Tuti barusaja datang.
  • Ibu membeli tepung, telur, susu dan pengembang roti kemudian mulai membuat adonan sesampainya di dapur.

Kesimpulan

Mempelajari tentang kalimat majemuk dapat membantu para penulis untuk memadatkan isi tulisan yang akan disampaikan. Selain itu, para pembaca juga tidak perlu menemui kalimat yang terus menerus diulang.

Tantangan dari kalimat majemuk adalah menyusun kalimat yang ada menjadi lebih singkat tanpa merubah maknanya. Ambil contoh diatas sebagai panduan untuk merangkai kalimat majemuk. Selamat Belajar.